Deskripsi.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta adalah sebuah bandara Internasional yang terletak di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandara adalah pintu gerbang ke negara, wilayah dan kota dengan demikian maka bandara harus menyampaikan sense of place dan memberi pengalaman individu bandara kepada para penumpang.
Bandara YIA dibangun dalam konsep arsitektural, desain interior dan karya seni di area bandara, dengan kesadaran untuk berkompetisi dengan bandara lain di luar negeri, serta untuk mengangkat budaya Jawa & Yogyakarta dalam bingkai seni kontemporer.
Scenografi
JOGJA RENAISANS
Renaissance adalah kelahiran kembali. Renaissance merupakan revolusi budaya antitesa terhadap kakunya pemikiran dan tradisi. Faham rasionalisme, dipilih untuk melahirkan gerakan Jogja Gumregah untuk melepaskan diri dari kungkungan mitologi dan kejumudan dogmatis, melalui proses Gumregah-nya kebudayaan ke tingkat kebudayaan yang unggul. Peradaban unggul, pada masa lalu telah menunjukkan
bukti mampu menegakkan nilai-nilai keluhuran, “keutamaan dan jati diri Jogjakarta.
Jogja Renaissance, Jogja Gumregah, Jogja Istimewa menjadi wahana penggerak masyarakat menuju ke peningkatan dimensi nilai, pencarian nilai-nilai kebenaran, dimensi ekonomi terkait nilai kegunaan, dimensi estetis pada keindahan, dimensi sosial pada nilai “trust”, dimensi politik pada nilai kuasa, dimensi keagamaan, dan
nilai ketuhanan yang berkebudayaan. Jogja Renaissance adalah proses kelahiran kembali terus menerus tanpa merusak adi luhung.
SIMBOL
Simbol merupakan sarana komunikasi dan landasan pemahaman bersama. Dengan menggunakan simbol, manusia dapat mengungkapkan siapa dirinya dan apa yang hendak dicapainya.
Hal lain, simbol merupakan suatu bentuk komunikasi yang tidak langsung, artinya di dalam komunikasi tersebut terdapat pesan-pesan tersembunyi sehingga makna suatu simbol sangat bergantung pada interpretasi individu. Selain dapat berfungsi sebagai pedoman sosial, simbol juga dapat berfungsi sebagai alat untuk melakukan hegemoni budaya.
Dalam budaya Jawa, simbol diterapkan dalam gerak, tulisan dan bangunan sebagai refleksi dari realitas kehidupan (kasunyatan) bentuk permohonan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME.
Hal tersebut selaras dengan konsep memayu hayuning buwono, mangasah mingising budi, mamasuh malaning bumi (memakmurkan bumi, mengasah kepekaan batin, dan menghilangkan penyakit masyarakat)
KERANGKA UTAMA MASTER PLAN
GUNUNGAN
Gunungan atau kayon merupakan pusat perkerilan yang diartikan sebagai lambang awal mulanya sebelum ada kelahiran, yaitu kayu (hidup), yang dimaksudkan sebelum Nabi Adam lahir ke bumi yang ada hanyalah pohon dan binatang-binatang buas.
Makna filosofi dalam gunungan adalah ‘bumi’ atau ‘dunia’ bagi setiap mahluk hidup yang ada didalamnya. Berdasarkan hal tersebut, maka Gunungan dijadikan kerangka utama (backbone) dalam penyusunan skenario Jogjakarta Internasional Airport, dimana kehidupan di bandara tersebut adalah ‘dunia itu sendiri’ sebagai peradaban baru dengan membangun sesuatu yang baru (renaissance).
KAWUNG
Kawung merupakan hasil krida, cipta, rasa dan karsa sebagai refleksi dari realitas kehidupan (kasunyatan). Pola empat penjuru arah saling bersinggungan terpusat pada inti (Ketuhanan) sebagai pusat pengendali nafsu pada diri manusia sehingga tercipta keseimbangan dalam berfikir (spiritual) dan bertindak (rasional).
Sebagai bangunan utama dalam sebuah
konsep bandara, Terminal adalah ‘ruh yang berkomunikasi dengan Tuhan-nya’ sementar bangunan penunjang dapat dianalogikan sebagai ‘kaki- tangan’.
GARIS IMAJINER UTARA-SELATAN
Dimensi filosofis mengartikan Kraton sebagai duplikat kosmos yang mempunyai kekuatan sentrifugal pada lingkungannya, termasuk manusia sebagai mikro kosmos. Bentuk bangunan Kraton, yang nantinya menjadi sumber bagi planologi kota Jogjakarta penuh dengan simbol hidup dan kehidupan manusia. Hubungan Tuhan-Manusia-Alam Semesta tergambar
dalam bentuk bangunan yang memberikan pemahaman filosofis, baik secara metafissis maupun antropologi filsafati.
Secara umum, skenario tutur imaginer di Jogjakarta International Airport adalah bercerita tentang budaya keseharian masyarakat Jawa.